Kamis, 14 Januari 2010

Henry Pahlawan Perancis


Evra: Henry Pahlawan Perancis

Penyerang Perancis dan Barcelona, Thierry Henry.
Senin, 23/11/2009 | 05:59 WIB

MANCHESTER, KOMPAS.com - Bek Perancis, Patrice Evra, menilai dalam sepak bola sering terjadi ketidakadilan. Karenanya, ia menilai, kasus handsball Thierry Henry tak seharusnya mengundang polemik. Sebaliknya, semua warga Perancis seharusnya membangun patung Henry karena ia berjasa besar meloloskan "Les Bleus" ke putaran final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.

Pernyataan itu mengacu kepada duel antara Perancis dan Irlandia di leg kedua babak play-off kualifikasi Piala Dunia 2010. Dalam suatu momen, ketika Perancis tertinggal 0-1, Henry melakukan handsball sebelum melepaskan assist kepada William Gallas.


Laga berakhir dengan skor imbang 1-1. Karena menang 1-0 di leg pertama, Perancis berhak lolos ke putaran final dengan keunggulan agregat 2-1.

Meski lolos, banyak warga dan tokoh sepak bola Perancis sendiri mencemooh timnas. Mereka ini menilai, Perancis lolos dengan cara curang sehingga tak perlu dibanggakan. Apalagi, selama babak kualifikasi, Perancis memang nyaris tak mampu menampilkan permainan bagus.

Sejumlah legenda Perancis, misalnya Emmanuel Petit dan Bixente Lizarazu,  juga kecewa dengan perilaku Henry itu. Pasalnya, mereka yakin, tak ada prestasi sehebat apa pun yang pantas dibanggakan bila dicapai dengan cara tidak halal. Secara khusus, mereka menilai, Henry telah mencoreng karier dan nama baiknya sendiri dan itu mustahil terhapus dari sejarah.

Henry sendiri sudah merasakan dampak buruk handsball-nya. Ketika membela Barcelona dalam lanjutan Divisi Primera melawan Athletic Bilbao, akhir pekan lalu, sejumlah pendukung Bilbao berulang kali menyerukan, "Henry jangan gunakan tanganmu."

Sebagai rekan di timnas, Evra bersimpati kepada Henry. Bagaimanapun juga, Henry telah meloloskan Perancis dan pantas atas penghargaan.

"Dalam sepak bola, ketidakadilan terjadi setiap saat. Debat soal Henry? Kami seharusnya membuatkannya sebuah patung. Bukanlah masalah bahwa pers seluruh dunia menghancurkan Henry. Namun, tidak mungkin kami, yang berada di Perancis, menempatkan diri kami bersama mereka (yang mencela Henry). Ini harus dihentikan," papar Evra.

"Bila Titi (sapaan Henry) bicara kepada wasit supaya membatalkan gol itu dan kami kalah, orang (yang sekarang mencela) akan bicara soal ego Henry. Bila ia berbuat begitu (mengaku kepada wasit), aku akan mengatakan kepadanya, 'Titi, kami mengkhianati kami'. Handsball itu adalah gerakan instingtif. Siapa yang akan bicara ke wasit soal kecurangannya sendiri? Orang-orang itu munafik. Kami berangkat ke Afrika Selatan. Titik," tandasnya.

Sementara itu, saat ini, FIFA sedang menyelidiki kasus handsball Henry. Bila terbukti melakukan dengan sengaja, ia akan dijatuhi sanksi skorsing. (TO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar